Tuesday, February 3, 2009

Bila cinta memanggilmu

Bila cinta memanggilmu, turutilah bersamanya

Kendati jalan yang mesti engkau lalui sangat keras dan terjal

Ketika sayap-sayapnya merangkulmu, maka berserah dirilah padanya

Sekalipun pedang-pedang yang bersemayam di balik sayap-sayap itu barangkali akan melukaimu

Ketika ia bertutur kepadamu, maka percayalah padanya

Walaupun suaranya akan meporandakan mimpi-mimpimu laksana angina utara yang meluluh-lantakkan tetamanan

Cinta akan memahkotai dan menyalibmu

Menyuburkan dan mematikanmu

Membubungkanmu terbang tinggi, mengelus pucuk-pucuk rerantingmu yang lentik dan menerbangkanmu ke wajah matahari

Namun cinta juga akan mencekik dan menguruk-uruk akar-akarmu sampai tercabut dari perut bumi

Serupa dengan sekantong gandum, cinta menyatukan dirimu dengan dirinya

Meloloskanmu sampai engkau bugil bulat

Mengulitimu sampai engkau terlepas dari kulit luarmu

Melumatmu untuk memutihkanmu

Meremukknamu sampai engkau menjelma liat

Lantas,

Cinta akan membopongmu ke kobaran api sucinya

Sampai engkau berubah menjadi roti yang disuguhkan dalam suatu jamuan agung kepada Tuhan

Cinta melakukan semua itu hanya untukmu sampai engkau berhasil menguak rahasia hatimu sendiri

Agar dalam pengertianmu itu engkau sanggup menjadi bagian dari kehidupan

Jangan sekali-kali engkau menijinkan ketakutan bersemayam di hatimu

Supaya engkau tidak memperbudak cinta hanya demi meraup kesenangan

Sebab memang akan jauh lebih mulia bagimu

Untuk segera menutupi aurat bugilmu dan meninggalkan altar pemujaan cinta

Memasuki alam yang tak mengenal musim

Yang akan membuatmu bebas tersenyum, tawa yang bukan bahak, hingga engkaupun akan menangis, air mata yang bukan tangisan

Cinta tak akan pernah menganugerahkan apa pun kecuali wujudnya sendiri

Dan tidak sekali-kali menuntut apa pun kecuali wujudnya sendiri itu pula

Cinta tidak pernah menguasai dan tidak pernah dikuasai

Lantaran cinta terlahir hanya demi cinta

Manakala engkau bercinta, jangan pernah engkau tuturkan

“Tuhan bersemayam di dalam lubuk hatiku.”

Namun ucapkanlah “Aku tengah bersemayam di dalam lubuk hati Tuhan.”

Jangan pula engkau mengira bahwa engkau mampu menciptakan jalanmu sendiri

Sebab hanya dengan seijin cintalah jalanmu akan terkuak

Cinta tidak pernah mengambisikan apapun kecuali pemuasan dirinya sendiri

Tetapi bila engkau mencintai dan terpaksa mesti menyimpan hasrta, maka jadilah hasratmu seperti ini:

Melumatkan diri dan menjelma anak-anak sungai yang gemericik mengumandangkan tembang ke ranjang malam

Memahami nyerinya rasa kelembutan

Berdarah oleh pandanganmu sendiri terhadap cinta

Mennaggung luka dengan hati yang penuh tulus nan bahagia

Bangkit di kala fajar dengan hati mengepak-ngepakkan sayap

Dan melambaikan rasa syukur untuk limpahan hari yang berbalur cinta

Merenungkan muara-muara cinta sambil beristirahat di siang hari

Dan kembali di kala senja dengan puja yang menyesaki hati

Lantas,

Engkaupun berangkat ke peraduanmu dengan secarik doa

Yang disulurkan kepada sang tercinta di dalam hatimu

Yang diiringi seuntai irama pujian yang meriasi bibir.

No comments: