Tuesday, December 1, 2009

creAteD bY yOu...

mata bertemu mata rupa bisa tak ada jiwa..
aku ada kamu ada tak ada rasa...
hanya cerita dua stupa taj bernyawa..
haruskah problema mencakar rasa????
atau wajah indah bisa menggores sukma ketika lenyap ditelan malam tanpa nama...
itu cerita jiwa terluka...

bagai pujangga merindukn syair dewa...
bagai ksatria merindu bidadari surga..
bagai pendoa merindu wajah Bapa..
ada itu hakikat rindu...

oentOek MoE....

cinta melangkahkan tangan dan segenap tenaga....
cinta menapakkan kaki sampai telapak jelas berjejak...
cinta melumat waktu sampai detik-detiknya tak lagi berdetak...
cinta duduk dengan segenap jiwa hingga tak ada lagi sofa..
cinta berkata, "aku di sini dengan segenap hati."

karena cinta terpanah wajah indah lalu jiwa rindu untuk memandangnya sampai tak habis waktu...
dan kerja itu merenda cinta...

MM

Monday, October 5, 2009

Thursday, February 26, 2009

Tokoh Agama dan Sepeda Motor

Dua orang tokoh agama mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Mereka akhirnya diminta untuk berhenti oleh seorang polisi karena kecepatannya melebihi kecepatan maksimum yang sudah ditetapkan.

“Apa yang anda lakukan? Anda mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi.”

Salah satu dari mereka berkata, “Kami mengendarai sepeda motor ini hanya sekedar putar­-putar… lihatlah motor ini memang sangat bagus dan kencang larinya.”

Si Polisi menggeleng-gelengkan kepalanya, “Bagaimana pun juga, saya harus menilang anda. Mengemudi seperti itu sangat membahayakan jiwa anda. Bagaimana kalau anda mengalami kecelakaan?”

Kemudian ia berkata lagi, “Jangan khawatir, Dia beserta kami.”

Si Polisi berkata, “Wah, kalau begitu saya harus benar-benar menilang anda, karena tiga orang"

Tuesday, February 3, 2009

Bila cinta memanggilmu

Bila cinta memanggilmu, turutilah bersamanya

Kendati jalan yang mesti engkau lalui sangat keras dan terjal

Ketika sayap-sayapnya merangkulmu, maka berserah dirilah padanya

Sekalipun pedang-pedang yang bersemayam di balik sayap-sayap itu barangkali akan melukaimu

Ketika ia bertutur kepadamu, maka percayalah padanya

Walaupun suaranya akan meporandakan mimpi-mimpimu laksana angina utara yang meluluh-lantakkan tetamanan

Cinta akan memahkotai dan menyalibmu

Menyuburkan dan mematikanmu

Membubungkanmu terbang tinggi, mengelus pucuk-pucuk rerantingmu yang lentik dan menerbangkanmu ke wajah matahari

Namun cinta juga akan mencekik dan menguruk-uruk akar-akarmu sampai tercabut dari perut bumi

Serupa dengan sekantong gandum, cinta menyatukan dirimu dengan dirinya

Meloloskanmu sampai engkau bugil bulat

Mengulitimu sampai engkau terlepas dari kulit luarmu

Melumatmu untuk memutihkanmu

Meremukknamu sampai engkau menjelma liat

Lantas,

Cinta akan membopongmu ke kobaran api sucinya

Sampai engkau berubah menjadi roti yang disuguhkan dalam suatu jamuan agung kepada Tuhan

Cinta melakukan semua itu hanya untukmu sampai engkau berhasil menguak rahasia hatimu sendiri

Agar dalam pengertianmu itu engkau sanggup menjadi bagian dari kehidupan

Jangan sekali-kali engkau menijinkan ketakutan bersemayam di hatimu

Supaya engkau tidak memperbudak cinta hanya demi meraup kesenangan

Sebab memang akan jauh lebih mulia bagimu

Untuk segera menutupi aurat bugilmu dan meninggalkan altar pemujaan cinta

Memasuki alam yang tak mengenal musim

Yang akan membuatmu bebas tersenyum, tawa yang bukan bahak, hingga engkaupun akan menangis, air mata yang bukan tangisan

Cinta tak akan pernah menganugerahkan apa pun kecuali wujudnya sendiri

Dan tidak sekali-kali menuntut apa pun kecuali wujudnya sendiri itu pula

Cinta tidak pernah menguasai dan tidak pernah dikuasai

Lantaran cinta terlahir hanya demi cinta

Manakala engkau bercinta, jangan pernah engkau tuturkan

“Tuhan bersemayam di dalam lubuk hatiku.”

Namun ucapkanlah “Aku tengah bersemayam di dalam lubuk hati Tuhan.”

Jangan pula engkau mengira bahwa engkau mampu menciptakan jalanmu sendiri

Sebab hanya dengan seijin cintalah jalanmu akan terkuak

Cinta tidak pernah mengambisikan apapun kecuali pemuasan dirinya sendiri

Tetapi bila engkau mencintai dan terpaksa mesti menyimpan hasrta, maka jadilah hasratmu seperti ini:

Melumatkan diri dan menjelma anak-anak sungai yang gemericik mengumandangkan tembang ke ranjang malam

Memahami nyerinya rasa kelembutan

Berdarah oleh pandanganmu sendiri terhadap cinta

Mennaggung luka dengan hati yang penuh tulus nan bahagia

Bangkit di kala fajar dengan hati mengepak-ngepakkan sayap

Dan melambaikan rasa syukur untuk limpahan hari yang berbalur cinta

Merenungkan muara-muara cinta sambil beristirahat di siang hari

Dan kembali di kala senja dengan puja yang menyesaki hati

Lantas,

Engkaupun berangkat ke peraduanmu dengan secarik doa

Yang disulurkan kepada sang tercinta di dalam hatimu

Yang diiringi seuntai irama pujian yang meriasi bibir.

PEMENANG vs PECUNDANG

PEMENANG vs PECUNDANG

Pemenang selalu menjadi bagian dari jawaban,

Pecundang selalu menjadi bagian dari masalah.

Pemenang selalu punya program,

Pecundang selalu mempunyai kambing hitam.

Pemenang selalu berkata, “ Biarlah saya yang mengerjakannya untuk anda.”

Pecundang selalu berkata, “ Itu bukan pekerjaan saya.”

Pemenang selalu melihat jawaban pada setiap masalah,

Pecundang selalu melihat masalah pada setiap jawaban.

Pemenang selalu berkata, “Itu memang sulit, tapi kemungkinan bisa.”

Pecundang selalu berkata, “Itu memang bisa, tetapi terlalu sulit.”

Saat pemenang melakukan kesalahan, dia berkata, “Saya salah.”

Saat pecundang melakukan kesalahan, dia berkata, “Itu bukan salah saya.”

Pemenang membuat komitmen-komitmen,

Pecundang mebuat janji-janji.

Pemenang mempunyai mimpi-mimpi,

Pecundang mempunyai tipu muslihat.

Pemenang berkata, “Saya harus melakukan sesuatu.”

Pecundang berkata, “Harus ada yang dilakukan.”

Pemenang adalah bagian dari tim,

Pemenang melepaskan diri dari tim.

Pemenang melihat keuntungan,

Pecundang melihat kesusahan.

Pemenang melihat peluang-peluang,

Pecundang melihat permasalahan.

Pemenang percaya pada menang-menang,

Pecundang percaya mereka yang harus menang dan orang lain harus kalah.

Pemenang melihat potensi,

Pecundang melihat yang sudah lewat.

Pemenang menggunakan argumentasi keras dengan kata-kata yang lembuut,

Pecundang menggunakan argumentasi lunak dengan kata-kata yang keras.

Pemenang salalu berpegang pada nilai-nilai, tetapi bersedia memperhatikan hal remeh,

Pecundang bersikeras pada hal-hal remeh, tetapi mengkompromikan nilai-nilai.

Pemenang membuat sesuatu terjadi,

Pecundang membiarkan sesuatu terjadi.

Para pemenang salalu berencana dan mempersiapkan diri lalu memulai tindakan untuk menang,

Para pecundang hanya berencana dan berharap ia akan menang.

____________________